Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh



Cari jodoh, menentukan jodoh, memilih jodoh, kemudian memeriksa jodoh, memang selalu membingungkan perasaan. Apalagi kalau calon jodohnya lebih dari satu dan sama-sama menawan hati kita. Wah, bisa berabe, tuh milihnya! Hal semacam ini akan bertambah sulit jika perasaan kita kepada keduanya sama besar dan sama tinggi.

Kalua kita melihat Hadis Nabi, sebenarnya ada beberapa kriteria yang bisa kita pilih untuk menentukan jodoh kita: 1) Unsur agama. 2) Kemapanan rupa. 3) Harta 4) Nasab atau berdarah biru. Namun, kami takkan membahasnya di sini, karena akan kami sajikan secara utuh –insya Allah- di tubuh atau inti artikel Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh ini.

***

Konon, setelah Siti Khadijah RA menyertakan pembantunya, Maisarah bersama Rasulullah SAW untuk berniaga ke kota Syam, perempuan bangsawan Quraisy itu terkejut mendapati dagangannya melimpah dengan laba. Siti Khadijah heran, tidak biasanya hasil dagangannya meraup laba berlipat ganda seperti saat itu. Sejak itu, bibit kekaguman dan  rasa takjub terhadap kepribadian Muhammad SAW mulai tertanam di dalam hati Siti Khadijah RA, dan terus merekah dari waktu ke waktu. Tak terhenti sedikitpun.

Pada akhirnya, Siti Khadijah RA tak bisa membohongi dirinya sendiri. Rasa kagum itu, diam-diam berubah menjadi rasa suka yan tak tertahankan. Selama ini, Siti Khadijah selalu menolak pinangan lelaki-lelaki Quraisy karena masih merasa belum menemukan jodoh yan cocok. Tapi pemuda itu, meski 15 tahun lebih muda dari dirinya, memiliki pesona dan kharisma mulia yang benar-benar memikat. Keadaan selanjutnya, Siti Khadijah yakin bahwa Muhammad SAW adalah jodohnya.
Setelah rasa itu tak bisa lagi didiamkan, Siti Khadijah kemudian memanggil Maisarah. Saat Maisarah datang, beliau menyambutnya dengan pertanyaan yang memendam rasa meronta-ronta.

“Bagaimana menurutmu Muhammad SAW itu?” Siti Khadijah langsung ke pokoh pembahasan

“Dia jujur, pemurah, tidak pernah berkhianat dan berperangai luhur,” jawab Maisarah penuh hormat pada majikannya itu.

“Menurutmu, pantaskah aku bersanding dengannya?” tanyanya lagi, tanpa tedeng aling-aling.

“Sebuah kegembiraan yang amat besar bagi orang yang akan menjalin ikatan suci dengan Anda, wahai tuanku!,” jawab Maisarah berbinar-binar.

Setelah beban hasrat itu sedikit terlepas dari hati dan pikirannya, Siti Khadijah kemudian mengutus Maisarah agar menyampaikan maksud cinta sucinya kepada Muhammad SAW. Di saat Maisarah sampai di kediaman Muhammad SAW dan menyampaikan maksud Siti Khadijah, di luar dugaan, Maisarah terkejut dengan sambutan Muhammad SAW yang luar biasa baik dan penuh respek. Bahkan, terpancar dari aura wajah pujaan tuannya itu kegembiraan yang tak terhingga.

Setelah pertemuan itu, Muhammad SAW menyampaikan pesan Siti Khadijah kepada semua pamannya. Beliau SAW juga mengajukan alasan kenapa mau menerima pinangan tersebut. Setelah dilakukan musyawarah internal keluarga, maka terjadilah kata sepakat serta rencana hari dan tanggal resepsi yang tepat.

***

Begitulah kira-kira dua insan mulia yang bersatu dalam bingkai asmara. Kalau melirik lembaran historis, bukan tanpa alasan Rasulullah SAW menerima pinangan Ibunda Siti Khadijah RA. Semua itu karena dorongan karakter Siti Khadijah yang mulia, intelektualitas tinggi, tokoh terpandang, keturunan darah biru dan saudagar kaya yang disegani.

Dari sini, berarti ikatan cinta antara Ibunda Siti Khadijah RA dan Rasulullah SAW pasti berdasar pada pertimbangan yang sangat matang dan bukan serampangan dengan alasan cinta yang didominasi syahwat manusiawi.

Memang ada beberapa tipe yang cenderung digandrungi lelaki dari sosok wanita. Ada yang karena kecantikannya, kekayaannya, nasabnya dan ada pula yang karena agamanya. Hal ini sebagaimana disinyalir dalam Hadis riwayat Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, Imam Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam an-Nasai dan lainnya.

Karenanya, perlu kiranya kami memberikan sedikit bocoran terkait cara memilih jodoh atau pasangan.

Pertama, hendaknya Anda kosultasikan dulu dengan kedua orang tua, teman yang lebih berpengalaman atau guru kita. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Siti Khadijah kepada Maisarah, dan juga yang dilakukan Muhammad SAW kepada keluarga, khususnya paman-paman beliau SAW.

Kedua, setelah berembuk dengan mereka, simpulkan dan ambilah jalan kesimpulan yang baik sesuai dengan suara asmara hati Anda. Hal ini juga seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW setelah berembuk dengan keluarganya.

Masih ada masalah yang belum selesai? Sering ada sebagian konsultan (yang diajak rembuk atau musyawarah) yang mengajukan solusi yang berbeda-beda, sehingga menyulitkan Anda untuk memilih kesimpulan baik untuk menemukan jodoh yang pas. Maka, hal yang paling krusial untuk dipertimbangkan adalah: pemahaman agama. Jika aspek ini sudah ada, berarti tujuh puluh persen kriteria perfect sudah terpenuhi.

Selain itu, tentu saja memilih pasangan jangan terlalu idealis. Artinya, dalam mencari jodoh, Anda jangan terlalu memilih kriteria yang terlampau mapan. Kalau tidak shalihah, tidak cantik, tidak kaya, atau tidak berasal dari keturunan darah biru, Anda tidak mau.

Yang paling diingat, sudahkah diri Anda sendiri mememuhi kriteria sebagai orang baik, sehingga merasa pantas bersanding dengan jodoh yang juga baik?
Sebenarnya, kriteria agama saat mencari jodoh sudah menjadi representasi dari segalanya. Jika pengetahuan agamanya mapan, maka yang lain bisa diatur, insya Allah. Namun sebaliknya, jika saat mencari jodoh tidak menemukan unsur agama yang mapan dari pasangan Anda, maka jangan nekat melanjutkan. Bukankah kadang hal yang menurut Anda baik, bisa jadi malah ia meruapakan hal terburuk bagi Anda? Juga sebaliknya, hal buruk kadang malah faktanya menjadi yang terbaik di kemudian hari! (QS al-Baqarah [2]: 216).

Rasulullah pernah bersabda:
اختاروا لنطفكم المواضع الصالحة
“Pilihlah bagi segumpal darah kalian (beristri) tempat yang baik (shalihah).” (HR Imam ad-Daraquthni).

Maksudnya, dalam memilih mencari dan menentukan jodoh, Anda harus ekstra hati-hati. Sebab, salah dalam memilih jodoh, bisa menyebabkan penyesalan berkepanjangan. Di samping itu, Anda juga jangan terlalu berpikiran idealis. Contohlah Rasulullah dalam memilih pasangan. Beliau lebih memprioritaskan pengetahuan agama dan ketinggian akhlak yang baik ketimbang aspek lain. Jika sudah demikian, kebahagiaan akan mewarnai kehidupan Anda selamanya. Insya Allah.

Terakhir, terima kasih karena telah sudi membaca artikel Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh ini. Jika dirasa bermanfaat, mohon keikhlasannya untuk ikut mengbarkan cara di artikel ini kepada teman-teman yang lain, baik dengan lisan, maupun dengan menge-share-nya.

Kehidupannya datar-datar saja. Tak pernah suspensi di sana-sini. Maklum dia bukan anak orang besar dan kaya. Tak pernah ada yang waw setiap hari.

Bagikan Yuk!!!

Sajian Yang Lain

Previous
Next Post »