Konon, seorang lelaki Majusi bersama
keluarganya mendatangi Malik bin Dinar. Dia dan keluarganya menyatakan masuk Islam.
Setelah diajari Islam oleh Malik bin Dinar, dia dan keluarganya pergi mencari
tempat tinggal. Sesampainya di antara
reruntuhan kota, dia menemukan sebuah bangunan yang rusak. Lalu dia dan
keluarganya masuk ke dalam
bangunan itu, di sanalah
mereka beribadah kepada Allah.
Esok paginya,
istrinya berkata, “Pergilah ke pasar,
carilah pekerjaan, dan hasilnya gunakan untuk membeli makanan.”
Berangkatlah lelaki itu ke pasar, tapi tak seorangpun yang memberinya upah. Dia
berkata dalam hati, “Aku akan bekerja
untuk Allah.” Laki-laki
itu kemudian masuk ke masjid. Dia
melakukan shalat sampai larut malam, lalu pulang ke rumahnya dengan tangan
hampa. Saat ditanya oleh istrinya, dia menjawab, “Hari ini aku bekerja untuk yang Maha Satu, besok akan kuberikan uang
belanjamu.” Malam itu keduanya tidur dalam keadaan lapar.
Esok harinya, dia
pergi ke pasar untuk kedua kalinya. Namun nahas, hasilnya sama seperti hari
pertama.
Pada hari ketiga,
ketepatan hari Jum’at, dia kembali pergi ke pasar. Namun lagi-lagi dia tidak
menemukan pekerjaan. Lelaki lalu
tersebut pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Setelah melakukan
shalat sunah, dia berdoa, “Wahai Tuhan,
demi kemuliaan agama ini dan kemuliaan hari ini, tolonglah aku, aku takut
keluargaku kembali ke agama mereka yang dulu sebab sangatnya rasa lapar.”
Ketika masuk waktu
dzuhur, ada seseorang mendatangi bangunan yang di tempati istrinya. Setelah
pintu diketuk, istrinya keluar dan ternyata yang datang bukan suaminya,
melainkan seorang pemuda tampan yang di tangannya membawa wadah emas yang
ditutupi sapu tangan. Pemuda itu berkata, “Ambillah!
Dan katakan kepada suamimu: ini adalah upah pekerjaanmu untuk Allah di hari Jum’at.
Pekerjaan sedikit di hari ini, upahnya besar dari Allah.”
Wanita itu lalu
mengambil wadah emas tadi. Setelah penutupnya dibuka, dia terkejut, ternyata
terdapat seribu dinar di wadah itu. Dia mengambil satu dinar dan membawanya ke
pedagang untuk dibelikan makanan. Namun setelah ditimbang, dinar itu lebih
berat dua kali lipat dari dinar biasanya. Si pedagang heran. Setelah dia
melihat ukirannya, dia tahu kalau dinar yang ditimbangnya bukanlah dinar dunia.
Pedagang tadi bertanya, “Darimana kau
dapatkan dinar ini?” kemudian wanita tadi menceritakan kisahnya.
Setelah shalat Jum’at,
suami si wanita itu
pulang dengan membawa sapu tangan yang diisi tanah. Apabila istrinya bertanya,
dia akan mengatakan kalau dirinya bekerja membuat tepung. Ketika masuk ke
rumahnya, dia mencium bau makanan. Dia menanyakan perihal makanan tersebut
kepada istrinya. Setelah mendengar cerita yang dialami istrinya, lelaki itu
takjub dan langsung bersujud mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada
keluarganya. Selesai sujud istrinya berkata, “Apa yang kau bawa dengan sapu tangan itu?” dia menjawab, “Jangan kau menanyakan itu.” Saat istrinya membukanya, dengan izin Allah dan
kemuliaan shalat Jum’at, tanah yang dibawanya telah berubah menjadi tepung.
Melihat keajaiban itu, lelaki itu langsung sujud lagi kepada Allah.
1 komentar:
komentarSangat mencerahkan pada di saat teman-teman banyak berbicara JUMAT BERKAH
Reply