Mencari Keledai di Masjid


Dalam Tafsir Ruhul Bayan diceritakan bahwa dulu seorang ulama yang sedang berceramah memberikan nasehat-nasehat kepada para jamaah di masjid. Para hadirin yang begitu banyak terlihat sangat antusias saat mendengarkan.

                Namun, kegaduhan tiba-tiba terjadi saat ceramah itu berlangsung: seseorang yang dungu tiba-tiba masuk masjid dan berteriak menanyakan keledainya yang hilang. “Keledaiku hilang. Tolong tanyakan kepada para hadirin yang ada di sini. Mungkin mereka tahu dan pernah melihat keledai itu.” Orang itu memohon kepada ulama yang berhenti berceramah karena terganggu.

                “Duduklah dulu. Akan aku tunjukkan kepadamu keledai itu nanti!” Jawab ulama itu menjelaskan.

                Orang yang dungu itu akhirnya duduk dan ikut mendengarkan ceramah-nasehat yang kembali diteruskan. Tak selang berapa lama, saat ceramah masih berlangsung, seorang laki-laki tiba-tiba berdiri hendak pergi meninggalkan masjid tanpa pamit. Padahal ceramah masih belum selesai.

                Ulama itu marah melihat laki-laki tadi yang tanpa sopan meninggal masjid begitu saja. Secara sopntan, ulama itu berkata dengan kesal kepada orang dungu yang kehilangan keledai, “Cepat kejar orang yang pergi itu! Dialah keledaimu yang hilang!”. Ulama itu sepertinya benar-benar marah. Semua orang yang mendengarnya diam terheran-heran.


                Cerita ini bisa kita ambil kesimpulan, orang yang tidak bisa menghargai orang lain, seperti orang yang meninggalkan jamaah sebelum waktunya dan tanpa ada alasan yang kuat, tak ubahnya keledai yang berbaju. Karena keledai dan orang yang tidak sopan sama-sama dungu dan tidak tahu tatakrama manusia. Anda, kira-kira seperti apa?

ditulis oleh Azizi al-Fununy (Tafaqquh)

Kehidupannya datar-datar saja. Tak pernah suspensi di sana-sini. Maklum dia bukan anak orang besar dan kaya. Tak pernah ada yang waw setiap hari.

Bagikan Yuk!!!

Sajian Yang Lain

Previous
Next Post »