66 Nama Kiamat yang Jarang Kita Sadari



Nama-Nama Hari Kiamat yang Jarang Kita Sadari ini ada sebanyak 66 nama, dan sangat mungkin masih banyak lagi. Dalam tahap pengumpulannya, nama-nama Kiamat ini kami ambilkan dari beberapa tafsir al-Quran yang telah banyak diterjemahkan.

Nama-Nama Hari Kiamat yang JarangKita Sadari ini sebagaimana berikut:


Hari Kiamat. Ini adalah nama yang paling masyhur. Alasan penamaannya adalah karena pada hari itu manusia berdiri menghadap Tuhannya dan tidak diberi izin untuk duduk. Menurut Imam an-Nawawie, kiamat adalah kata lain dari Qiamus-Sa’ah.

Hari Penyesalan (يوم الحسرة) karena pada hari itu manusian akan menyesal, yaitu orang yang jelek akan menyesal akan kejelekannya dan orang yang baik akan menyesal atas kebaikannya yang sedikit.

Hari penyesalan (يوم الندامة) karena pada hari itu manusia menyesal

Hari penghitungan amal (يوم المحاسبة) karena pada hari itu manusia menghitung amal-amal mereka, baik yang sedikit ataupun yang banyak.

Hari bertanya (يوم المسائلة). Karena pada hari itu manusia menanyakan tentang sesuatu yang besar dan yang remeh.

Hari Berlomba-lomba (يوم المسابقة). Karena pada hari itu mereka berlomba-lomba menuju tempat mereka masing-masing.

Hari penelitian (يوم المناقسة). Karena pada hari itu manusia diteliti atas segala sesuatu, baik yang sedikit ataupun yang banyak.

Hari Perlombaan (يوم المنافسة). Karena pada hari itu manusia bersungguh-sungguh untuk mencapai kedudukan orang-orang yang shaleh.

Hari Kegoncangan (يوم الزازلة). Karena pada hari itu gunung-gunung dan bumi bergoncang dan lepas dari tempat masing-masing.

 Hari Bertumpuk-tumpuknya bencana (يوم الدمدمة). Karena pada hari itu bencana bertubi-tubi.

 Hari yang mengagetkan (يوم الصاعقة) karna pada hari itu semua yang ada di langit dan di bumi terkejut dan pingsan.

 Hari peniupan (يوم الراجفة) karna pada hari itu  di tiuplah sangkakala untuk pertama kali,di mana manusia dan yang lainnya bergoncang,meninggalkan  tempatnya masing-masing.

Hari peniupan (ىوم الرادفة) karna pada hari itu di tiuplah sangkakala yang ke dua kalinya yaitu 40 tahun setelah tiupan yang pertama.

Hari kesulitan (يوم الغاشية) karena pada hari itu manusia di penuhi dengan kesulitan-kesulitan.

Hari kebingungan (يوم الداهية)  karena pada hari itu manusia di bingungkan dengan kesulitan-kesulitan yang ada.

Hari Azimah (يوم العازمة) karena hari kiamat itu dekat (segera terjadi).

Hari kebenaran (يوم الحق)  karena dibenarkan akan terjadinya atau dibenarkan kejadian-kejadian yang ada dihari itu seperti penghitungan, pembalasan dll.

Hari jeritan (يوم الصاخة) karena pada hari itu para makhluk Allah menjerit keras karena sangatnya kesusahan mereka dan sangatnya kekacauan mereka.

Hari perpisahan (يوم الفراق) karena pada hari itu mereka meninggalkan perkara-perkara yang mereka senangi.

Hari giringan (يوم المساق) karena pada hari itu mereka digiring pada padang mahsyar.

Hari qisos (يوم القصاص) karena pada hari itu mereka akan di qisos sehingga kambing yang memiliki tandukpun itu di qisos sebab kambing yang tidak memiliki tanduk (merusak tanduknya kambing lain).

Hari pemanggilan (يوم التناد) karena pada hari itu sebagian makhluk memanggil sebagian yang lain sebab sangat susahnya mereka.

Hari perhitungan (يوم الحساب) karena pada hari itu manusia dihisab dan dibalas sesuai amal perbuatan mereka.

Hari kembali (يوم المأب) karena pada hari itu manusia akan kembali pada Allah atau kembali pada tempat yang kekal (surga dan neraka).

Hari tebusan (يوم الفداء) karena pad hari itu manusia disiksa sesuai kadar maksiat mereka.

Hari ketetapan (يوم الفرار) karena pada hari itu makhluk ditetapkan tempatnya.adakalanya di surga atau di neraka.

Hari pertemuan (يوم اللقاء)  karena pada hari itu semua makhluk akan di pertemukan dengan  tuhannya.

Hari keputusan (يوم القضاء) karena pada hari itu adalah tempat menghukumi semua perkara yang sudah ditakdirkan.
Hari pembalasan (يوم الجزاء) karena pada hari itu semua amal manusia akan dibalas.
Hari cobaan (يوم البلاء) karena pada hari itu manusia mendapatkan cobaan yang sangat besar.
Hari tangisan (يوم البكاء) karena pada hari itu manusia menangis menyesali kerugian yang menimpa pada diri mereka.

Hari perkumpulan (يوم الحشر) karena pada hari itu semua makhluk di kumpulkan di dataran tinggi yang sangat luas (padang mahsyar).

Hari ancaman (يوم الوعيد) karena pada hari itu nyatalah ancaman Allah terhadap manusia atas kejelekan mereka.

Hari pertunjukan (يوم الغرض) karena pada hari itu semua amal manusia diperlihatkan pada  Allah.

Hari timbangan (يوم الوزن) karena pada hari itu semua amal manusia di timbang dengan suatu timbangan sesuai kadar sedikit-banyaknya amal mereka (amal baik dan jelek).

Hari kebenaran (يوم الحق) karena pada hari itu benarlah siksaan, pahala, dan hakikat semua perkara diketahui.

Hari hukuman ( يوم الحكم) karena pada hari itu Allah menghukumi semua perkara. Tidak ada yang mengetahui dan menolak hukum tersebut.

Hari perincian (يوم المفصل) karena pada hari itu hukum-hukum Allah diperinci.

Hari pengumpulan (يوم الجمع) karena pada hari itu orang-orang terdahulu dikumpulkan.

Hari dibangkitkan (يوم البعث) karena pada hari itu semua roh dibangkitkan dan dimasukan kebadan mereka.

Hari pembukaan (يوم الفتح) karena pada hari itu semua hal-hal yang tertutup (tidak jelas) dibukakan oleh Allah sehingga menjadi jelas.

Hari kejelekan (يوم الخزي) karena pada hari itu kejelekan-kejelekan di tampakan sehingga orang-orang yang melakukan kejelekan merasa sedih dan malu.

Hari keagungan (يوم العظيم) karena pada hari itu kesusahan, perhitungan dan pembalasan sangat agung.

Hari kesulitan (يوم العسر) karena pada hari itu kesulitan terasa bagi mereka.

Hari keyakinan (يوم اليقين) karena pada hari itu semua hal-hal yang sudah jelas tidak ada rasa keraguan sama sekali.

(يوم النشور) karena pada hari itu jasad yang ada di dalam kubur di tebarkan ketempat penantian keputusan Allah.

Hari kembali (يوم المصير)

Hari peniupan (يوم النفخة)  karena pada hari itu terompat atau sangkakala ditiup.
(يوم الصحيحة) karena pada hari itu Allah memerintahkan malaikat isrofil dalam meniup sangkakala yang pertama kali agar dilamakan.

Hari kegoncangan (يوم الراجفة). Karena pada hari itu bumi dan gunbung bergoncang hebat.

Hari bergelombang (يوم الرجح) karena pada hari itu bumi dan isinya bergoyang sehingga manusia pusing.

Hari penghamburan (يوم الزجرة) karena pada hari itu malaikat menghamburkan para pelaku maksiat dan dosa.

Hari mabuk (يوم السكرة) karena pada hari itu orang-orang yang berakal tidak ada yang sadar disebabkan mereka menanggung beban yang berat.

Hari ketakutan (يوم الفزع) karena pada hari itu semua makhluk dihantui rasa takut dan tertekan.

Hari kesusahan (يوم الجزع) karena pada hari itu manusia merasa susah.

Hari terakhir (يوم المنتهي) karena pada hari itu adalah akhir dari semua makhluk.

Hari kembali (يوم المأوى) karena pada hari itu semua makhluk ada yang kembali ke neraka dan surga.

Hari tibanya waktu (يوم الميقات)

Hari kembali (يوم الميعاد)

Hari penantian (يوم المرصاد) karena pada hari itu manusia menunggu pahala atau siksa yang akan mereka peroleh.

Hari terkunci (يوم الغلق) karena pada hari itu semua perkara dikunci dan keadaan berubah .ketentraman dan kegelisahan berbaolak balik.

Hari keringat (يوم العرق) karena pada hari itu manusia berkeringat .sehingga keringat mereka ada yang sampai menenggelamkan kaki mereka,perut mereka atau bahkan sampai menenggelamkan tubuh mereka.

Hari kebutuhan ( (يوم الافتقرkarena pada hari itu manusia membutuhkan syafaat yang bisa menolong mereka dari pedihnya siksaan

Hari kekeruhan (يوم الانكدر) karena pada hari itu warna warni bintang berubah

Hari bertaburan (يوم الانتشار) karena pada hari itu bintang bintang jatuh bertaburan ke bumi

Hari terpecahnya langit (يوم الانشقاق) karena pada hari itu malaikat turun ke bumi sampai membelah langit-langit.

Demikianlah Nama-Nama Hari Kiamat yang Jarang Kita Sadari, semoga dengannya kita mendapatkan pelajaran dan ilmu baru, dan mendapatkan pencerahan baru terkait dengan kiamat yang sebenarnya sudah dekat.

Taj Mahal: Bukti Cinta Raja Mongolia di India


Taukah Anda, sekitar 190 km dari New Delhi, India, terdapat sebuah bangunan terkenal di kota Agra. Bangunan tersebut merupakan peningalan Dinasti Mongolia sekaligus lambang kejayaan Dinasti tersebut. Ia juga termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Bangunan megah ini adalah Taj Mahal yang secara harfiah artinya adalah “Istana pilihan”.

Ngomong-ngomong tentang Taj Mahal yang berada di India, bangunan ini dibaungun oleh Syah Jehan, penguasa Mongolia ke-5. Dia mulai membangun Taj Mahal pada Tahun 1632 M, dengan mempekerjakan tidak kurang dari 20.000 kuli bangunan dan semacamnya, dan menghabiskan dana sebesar 40 juta rupee.


Design bangunan ini merupakan hasil kerja dari gabungan para arsitek India, Persia (Iran), dan Asia tengah. Bungunan ini selesai dibangun pada tahun 1643 M dan menjadi lambang puncak kejayaan Dinasti Mongolia. Adapun dinding Taj Mahal terbuat dari batu pualam dan berhiasan motif bunga.

Ilustrasi Syah Jenan dengan Mumtaz Mahal
Secara romantis, Syah Jehan membangun Taj Mahal ini untuk mengenag istrinya yang cantik dan berbudi luhur, yaitu Mumtaz Mahal yang wafat pada tahun 1631 M di Burhanpur saat melahirkan anaknya yang ke 14. Istri tercinta ini dimakamkan di bangunan tersebut (Taj Mahal).

Nama asli dari permaisuri penguasa Mongolia ini adalah Arjunan Banu Begum, tetapi ia lebih dikenal dengan Mumtaz Mahal atau Nur Jahan. Wanita cantik ini dinikahi oleh Syah Jehan pada tahun 1612 M.

Sebelum wafat, Syah Jehan berencana membangun versi lain dari Taj Mahal yang bermarmer hitam untuk dijadikan makamnya sendiri. Namun, sebelum keinginanya terwujud, ia dikudeta dan dipenjara oleh anaknya sendiri yang benama Auranzeb, dan wafat di sana pada tahun 1666 M.

Pembangun Taj Mahal ini dimakamkan di samping makan istrinya sendiri, Mumtaz Mahal di Mausoleum yang berbentuk segi delapan dan bagian atasnya ditutupi dengan kubah.

Setelah ratusan tahun banguna ini berdiri, beberapa kerusakan mulai terjadi di Taj Mahal, sehinga pada awal abad ke-20 penguasa Inggris di India memulai restorasi (perbaikan).

Bangunan ini terletak di tepi sungai Yamuna, dan dapat dilihat dengan jelas dari istana Syah Jehan. Kompleks bangunanya berbentuk bujur sangkar dan membujur dari utara ke selatan. Selain itu, Taj Mahal ini menghadap ke selatan, membelakangi sungai. Sedangkan jalan masuk ke kompleks Taj Mahal dihiasi dengan taman air mancur yang indah.

Perdamaian Abrahamic Faith adalah Penipuan pada Umat Islam


Perdamaian di bawah payung Abrahamic Faith bak sebuah oase di tengan padang pasir. Bisa mungkin sikap trauma sebagian masyarakat Barat (Eropa dan Amerika) yang kemudian merembet ke Indonesia, membuat buta. Akibat tindakan-tindakan intoleran yang menimpa Muslim dunia, seperti pembantaian muslim Rohingya, Palestina atau kasus intoleran yang baru-baru ini terjadi pada komunitas Muslim di Jakarta, mendorong sebagian umat Islam memilih wacana Abrahamic Faith sebagai solusi perdamaian pamungkas, tanpa meneliti kebenarannya terlebih dahulu.

Pembahasan
Bermula dari sebuah konfrensi ilmuan muslim-yahudi-kristen atau The Muslim Jewish Crishtian Conference  (MJCC) pada tahun 1979 di New York. Para ilmuan lintas agama tersebut (Islam, Kristen dan Yahudi) mengupayakan komunikasi antar agama yang meliputi tiga unsur penting agama yang dipopulerkan oleh keturunan Nabi Ibrahim u: Islam, Yahudi, dan Kristen.

Konferensi tersebut menghasil sebuah rumusan Abrahamic Faith, bahwa: pada dasarnya tiga agama tadi adalah satu kesatuan, karena bersumber dari nenek moyang yang sama, yakni Nabi Ibrahim u. Semenjak itu wacana Abrahamic Faith menjadi istilah yang sangat populer dan terus dipropagandakan oleh klangan pluralis sebagi golden way permersatu tiga agama.

Mereka mengklaim, bahwa Nabi Ibrahim u sebagai abul-anbiya’ telah melahirkan tiga agama tadi merupakan sebagai bukti kemiripan tiga agama tersebut. Adapun perbedaan bentuk konsepsi dan ritual hanya dianggap sebagai perbedaan ijtihadi masing-masing agama yang tidak perlu dipermasalahkan. Perbedaan tersebut bagi kaum pliralis, sepeti perbedaan antar madzhab dalam Islam (furû’iyah)—mengutip pendapat Kamil Najjar dalam at-Tasyabbuh wal-Ihktilâf.1

Minset seperti ini tentu saja tidak pernah dibenarkan. Membungkus agama Islam bersama Yahudi, dan Nasrani sebagai sajian perdamaian dalam satu nampan adalah tindakan salah kaprah; terlalu memaksakan bahkan rapuh secara keimuan Islam. Dalam hal ini ada beberapa alasan penting:

Pertama, eksistensi ajaran Yahudi dan Nasrani sampai saat ini, jika disetarakan dengan agama Islam dapat menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, ajaran Yahudi dan Nasrani yang bersifat temporal (dibatasi oleh waktu) tentunya sudah tergeser. Kesemuanya telah disempurnakan oleh agama Islam sebagai agama samawi terakhir yang bersifat abadi dan universal.

Syekh Nawawi al-Banteni ketika mengomentari surah al-Maidah [5]: 48 menyatakan, bahwa Taurat (kitab suci umat Yahudi) adalah berstatus syariat semenjak diutusnya Nabi Musa u, sampai terutusnya Nabi Isa u. Sedangkan Injil (kitab suci umat Kristiani) adalah berstatus syariat semenjak diutusnya Nabi Isa u, sampai terutusnya Nabi Muhammad r. Adapun al-Quran adalah syariat untuk semua makhluk sejak masa kehidupan Nabi Muhammad rsampai hari kiamat kelak.”2

Hal ini senada dengan ungkapan Imam ats-Tsa’labi, yang menyatakan bahwa salah satu fungsi  keistimewaan al-Quran adalah sebagai rujukan pokok untuk memilah ajaran yang benar dan salah akibat distorsi (tahrif) yang terjadi pada kitab-kitab terdahulu yang menjadi pedoman ajaran terdahulu.3

Nah, sampai disini sudah terlihat kerapuhan wacana Abaramic Faith, karena bagaimana mungkin agama Islam yang fungsinya sebagai agama yang menyalin (naskh) dan menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya, kemudian disatukan dengan ajaran yang di salin (mansukh).

Kedua, penyandaran ajaran Yahudi dan Nasrani kepada Nabi Ibrahim u sebenaranya hanyalah klaim tak mendasar. Karena, baik Nabi Ibrahim atau nabi-nabi lain pendahulu Nabi Muhammad r memiliki prinsip agama yang sama, yakni sebuah agama yang hanya mengesakan Allah I (tauhîd).4

Hal itu dapat dilihat secara jelas pada firman Allah I, dalam surah Ali Imran [3]: 67 (yang artinya): “Ibrahim u bukanlah orang Yahudi bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah orang yang lurus dan muslim. Dan tidaklah dia termasuk dari golongan orang-orang musyrik.”

Meunurut para Mufassir kata muslim pada ayat tadi adalah at-Tauhid, menunjukkan bahwa ajaran yang di anut oleh Nabi Ibrahim u bernama at-Tauhid. Meski demikian ia memiliki substansi yang sama dengan Islam, hanya saja setelah agama penyempurna yang dibawa Nabi Muhammad r datang, nama tersebut berubah menjadi agma Islam.

Bukti lain terkait hal ini adalah Hadis Shahih dari Shahabat Abu Hurairah: “Aku (Nabi Muhammad r) adalah orang yang paling dekat dengan Nabi Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi adalah bersaudara, ibu mereka berbeda-beda namun agama mereka adalah satu.”5

Ketiga, penyatuan tiga agama di bawah payung Abrahamic Faith adalah upaya yang bertepuk sebalah tangan. Dalam sejarah, baik kaum Yahudi atau Nasrani sejak dahulu tidak pernah bisa berkompromi menjadikan Nabi Ibrahim u sebagi pioner agama mereka. Sebuah data sejarah yang banyak dikutip oleh mufassir menyebutkan bahwa sekelompok Nasrani Najran pernah berselisih pendapat dengan sekelompok orang Yahudi. Mereka saling mengkalim sebagai pengikut sah Nabi Ibrahim AS.

Kaum Nasrani berkata bahwa Nabi Ibrahim u adalah seorang Nasrani, demikian pula orang Yahudi. Namun ketika perseteruan tersebut dihapkan pada Nabi Muhammad r, beliau malah berkata: “Dua kelompok itu (Yahudi dan Nasrani) bebas (bari’) dari Ibrahim u dan agamanya. Bahkan Nabi Ibrahim adalah seorang yang muslim dan tulus (hanîfan-musliman), dan aku (Nabi Muhammad) pengikut agamanya (Nabi Ibrahim u). Maka ikutilah agamanya, yakni agama Islam”6

Abdul Hamid/Istinbat

Nikmat: Saat Sudah Pergi, Kita Baru Sadar Bahwa Dia Sangat Berarti!



Nikmat, bahagia, keuntungan, dan semua macam kenyamanan, sudah sangat sering membuat kita terlena. Akibatnya, kita tak pernah menyadari bahwa semua nikmat itu akan pergi, dan sangat sulit untuk kembali! Kita juga jarang menyadari bahwa nikmat itu tak ada yang kekal abadi.

Ketika kita mendapatkan nikmat rezeki, kita sering terlalu bahagia hingga lupa berdoa: mengucapkan syukur pada Tuhan SWT yang Maha Kuasa. Padahal, jika bersyukur, maka rezeki akan ditambah. Sebaliknya, jika kita lupa bahwa nikmat itu pemberian Tuhan, maka dengan segera, nikmat itu akan Allah SWT cabut. Tujuannya satu, agar kita kembali mengingat-Nya.

Berikut ini, akan kami uraikan sedikit kalam hikmah Imam Athaillah As-Sakandari dalam al-Hikam-nya. Terkait dengan masalah nikmat yang sering kita sadari, tapi sayang saat iasudah pergi.

***

مَنْ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَ النِّعَمِ بِوُجْدَانِهَا عَرَفَهَا بِوُجُودِ فُقْدَانِهَا
“Orang yang tidak merasakan kebesaran nikmat yang ada, akan sadar setelah nikmat itu tiada.” (Imam Athaillah As-Sakandari dalam al-Hikam-nya)

Kedua mata yang kita gunakan untuk melihat segala macam keindahan, keajaiban dan keluarbiasaan makhluk Allah SWT, juga kedua telinga yang dapat mendengar beraneka ragam suara yang indah dan mengagumkan, semua itu adalah nikmat luar biasa yang dianugerahkan Allah SWT  kepada kita. Keduanya ibarat antena yang dapat memancarkan atau menangkap isyarat yang kemudian disalurkan ke dalam hati.

Sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa akibat dari keberadaan kita di dunia ini adalah menyembah Sang Pencipta yang menciptakan kita. Lalu, sedikit demi sedikit kita dituntun untuk mengenal dzat yang kita sembah itu. Kita perhatikan, bagaimana al-Quran membicarakan ini:

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ ١٧ وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيۡفَ رُفِعَتۡ ١٨ وَإِلَى ٱلۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ ١٩ وَإِلَى ٱلۡأَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ ٢٠

“Maka, apakah mereka tidak memerhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? (17) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (18) Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? (19) Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? (20)” (QS. Al-Ghasyiyah: 17-20)

kata kaifa diulang-ulang dalam empat ayat di atas. Hal tersebut, tiada lain adalah dalam rangka menggiring manusia untuk mengenal dzat yang menciptakannya, Allah SWT . Lihatlah gunung, bagaimana gunung bisa tegak, lihat langit, bagaimana langit didirikan tanpa tiang, lihat unta, bagaimana ia diciptakan dengan beragam manfaat dan keajaiban-keajaibannya. Itu semua untuk menjadikan seseorang menyembah kepada Allah SWT .

Namun, sebenarnya sasaran dari pertanyaan-pertanyaan seperti di atas adalah hati, karena hati merupakan tempat tumbuhnya iman manusia. Ketika hati menerima gelombang informasi dari mata atau telinga yang membaca atau mendengar bacaan al-Qur’an, maka tertanamlah benih-benih keimanan dalam hati itu. Benih-benih ini, jika terus dirawat, disiram dengan selalu banyak mengingat dan ibadah kepada Allah SWT  maka akan semakin tumbuh subur. Sehingga, akan mengantarkan orang yang memiliki hati tersebut mengenal Allah SWT .

Proses itu terus berlanjut. Setelah seorang manusia bisa mengenal Allah SWT , bahwa dia-lah Tuhan yang menciptakannya, menciptakan unta, langit, gunung, bumi dan lain-lain dengan sejuta keajaibannya, maka ia akan merasakan bahwa apa yang telah diberikan oleh Allah SWT  untuk dirinya adalah kerunia nikmat yang luar biasa mengagumkan.

Akan tetapi, ketika dia tidak menyadari keluarbiasaan nikmat-nikmat tadi –seperti diberi dua mata untuk melihat segala macam keindahan, keajaiban dan keluarbiasaan makhluk Allah SWT  tapi semua nikmat itu bisa tidak dirasakan, gak disyukuri – maka saking welas-Nya kepada manusia, Allah SWT mengingatkannya dengan dicabutnya nikmat itu. Dia dibutakan oleh Allah SWT, biar dia merasa, “Oh, kalau begitu, mata itu hebat, luar biasa!” Kalau sudah tiada baru terasa.

Hal semacam ini sebagai bukti bahwa Allah SWT itu adalah Dzat yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Namun, sebagian hamba-Nya kadang masih tidak menyadari akan belas kasih-Nya itu. Dalam hal ini adalah orang yang masih awam.
Seorang petani atau nelayan, misalnya, ketika musim sedang tidak bersahabat, gagal panen atau hasil buruk yang mereka dapat, bukannya menyadari akan besarnya nikmat, mereka justru mengeluh karena kenyamanan yang biasa ia rasakan tiba-tiba saja menghilang, tidak lagi ia rasakan.

Maka dari itu, keadaan semacam ini jangan sampai terus barlarut-larut. Seseorang yang kehilangan suatu nikmat jangan sampek terus lupa kepada Allah SWT. Lupa kepada nikmat Allah SWT. Diberi nikmat kok tidak dirasakan. Harus diingatkan. Dalam al-Quran sudah berkali-berkali Allah SWT mengingatkan, wasykurû... wasykurû... udzkurû ni’mati... ingat, ingat dan diingat. 

Cara mengingatnya adalah dengan mensyukuri akan nikmat yang ada. Coba dihitung, mulai bangun tidur sampai hendak tidur lagi, berapa banyak nafas yang kita hirup dan kita hembuskan. Jika tidak demikian maka Allah SWT akan memilih cara lain supaya kita bisa ingat. dicabutlah nikmat itu. 

Dan, buktinya yang ada adalah sebaliknya. Nafsu yang terus memburu, telah membawa kita pada pada jurang kehancuran. Falyadzkurû, falyasykurû.... wallahu a’lamu bis-shawab

Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh



Cari jodoh, menentukan jodoh, memilih jodoh, kemudian memeriksa jodoh, memang selalu membingungkan perasaan. Apalagi kalau calon jodohnya lebih dari satu dan sama-sama menawan hati kita. Wah, bisa berabe, tuh milihnya! Hal semacam ini akan bertambah sulit jika perasaan kita kepada keduanya sama besar dan sama tinggi.

Kalua kita melihat Hadis Nabi, sebenarnya ada beberapa kriteria yang bisa kita pilih untuk menentukan jodoh kita: 1) Unsur agama. 2) Kemapanan rupa. 3) Harta 4) Nasab atau berdarah biru. Namun, kami takkan membahasnya di sini, karena akan kami sajikan secara utuh –insya Allah- di tubuh atau inti artikel Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh ini.

***

Konon, setelah Siti Khadijah RA menyertakan pembantunya, Maisarah bersama Rasulullah SAW untuk berniaga ke kota Syam, perempuan bangsawan Quraisy itu terkejut mendapati dagangannya melimpah dengan laba. Siti Khadijah heran, tidak biasanya hasil dagangannya meraup laba berlipat ganda seperti saat itu. Sejak itu, bibit kekaguman dan  rasa takjub terhadap kepribadian Muhammad SAW mulai tertanam di dalam hati Siti Khadijah RA, dan terus merekah dari waktu ke waktu. Tak terhenti sedikitpun.

Pada akhirnya, Siti Khadijah RA tak bisa membohongi dirinya sendiri. Rasa kagum itu, diam-diam berubah menjadi rasa suka yan tak tertahankan. Selama ini, Siti Khadijah selalu menolak pinangan lelaki-lelaki Quraisy karena masih merasa belum menemukan jodoh yan cocok. Tapi pemuda itu, meski 15 tahun lebih muda dari dirinya, memiliki pesona dan kharisma mulia yang benar-benar memikat. Keadaan selanjutnya, Siti Khadijah yakin bahwa Muhammad SAW adalah jodohnya.
Setelah rasa itu tak bisa lagi didiamkan, Siti Khadijah kemudian memanggil Maisarah. Saat Maisarah datang, beliau menyambutnya dengan pertanyaan yang memendam rasa meronta-ronta.

“Bagaimana menurutmu Muhammad SAW itu?” Siti Khadijah langsung ke pokoh pembahasan

“Dia jujur, pemurah, tidak pernah berkhianat dan berperangai luhur,” jawab Maisarah penuh hormat pada majikannya itu.

“Menurutmu, pantaskah aku bersanding dengannya?” tanyanya lagi, tanpa tedeng aling-aling.

“Sebuah kegembiraan yang amat besar bagi orang yang akan menjalin ikatan suci dengan Anda, wahai tuanku!,” jawab Maisarah berbinar-binar.

Setelah beban hasrat itu sedikit terlepas dari hati dan pikirannya, Siti Khadijah kemudian mengutus Maisarah agar menyampaikan maksud cinta sucinya kepada Muhammad SAW. Di saat Maisarah sampai di kediaman Muhammad SAW dan menyampaikan maksud Siti Khadijah, di luar dugaan, Maisarah terkejut dengan sambutan Muhammad SAW yang luar biasa baik dan penuh respek. Bahkan, terpancar dari aura wajah pujaan tuannya itu kegembiraan yang tak terhingga.

Setelah pertemuan itu, Muhammad SAW menyampaikan pesan Siti Khadijah kepada semua pamannya. Beliau SAW juga mengajukan alasan kenapa mau menerima pinangan tersebut. Setelah dilakukan musyawarah internal keluarga, maka terjadilah kata sepakat serta rencana hari dan tanggal resepsi yang tepat.

***

Begitulah kira-kira dua insan mulia yang bersatu dalam bingkai asmara. Kalau melirik lembaran historis, bukan tanpa alasan Rasulullah SAW menerima pinangan Ibunda Siti Khadijah RA. Semua itu karena dorongan karakter Siti Khadijah yang mulia, intelektualitas tinggi, tokoh terpandang, keturunan darah biru dan saudagar kaya yang disegani.

Dari sini, berarti ikatan cinta antara Ibunda Siti Khadijah RA dan Rasulullah SAW pasti berdasar pada pertimbangan yang sangat matang dan bukan serampangan dengan alasan cinta yang didominasi syahwat manusiawi.

Memang ada beberapa tipe yang cenderung digandrungi lelaki dari sosok wanita. Ada yang karena kecantikannya, kekayaannya, nasabnya dan ada pula yang karena agamanya. Hal ini sebagaimana disinyalir dalam Hadis riwayat Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, Imam Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam an-Nasai dan lainnya.

Karenanya, perlu kiranya kami memberikan sedikit bocoran terkait cara memilih jodoh atau pasangan.

Pertama, hendaknya Anda kosultasikan dulu dengan kedua orang tua, teman yang lebih berpengalaman atau guru kita. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Siti Khadijah kepada Maisarah, dan juga yang dilakukan Muhammad SAW kepada keluarga, khususnya paman-paman beliau SAW.

Kedua, setelah berembuk dengan mereka, simpulkan dan ambilah jalan kesimpulan yang baik sesuai dengan suara asmara hati Anda. Hal ini juga seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW setelah berembuk dengan keluarganya.

Masih ada masalah yang belum selesai? Sering ada sebagian konsultan (yang diajak rembuk atau musyawarah) yang mengajukan solusi yang berbeda-beda, sehingga menyulitkan Anda untuk memilih kesimpulan baik untuk menemukan jodoh yang pas. Maka, hal yang paling krusial untuk dipertimbangkan adalah: pemahaman agama. Jika aspek ini sudah ada, berarti tujuh puluh persen kriteria perfect sudah terpenuhi.

Selain itu, tentu saja memilih pasangan jangan terlalu idealis. Artinya, dalam mencari jodoh, Anda jangan terlalu memilih kriteria yang terlampau mapan. Kalau tidak shalihah, tidak cantik, tidak kaya, atau tidak berasal dari keturunan darah biru, Anda tidak mau.

Yang paling diingat, sudahkah diri Anda sendiri mememuhi kriteria sebagai orang baik, sehingga merasa pantas bersanding dengan jodoh yang juga baik?
Sebenarnya, kriteria agama saat mencari jodoh sudah menjadi representasi dari segalanya. Jika pengetahuan agamanya mapan, maka yang lain bisa diatur, insya Allah. Namun sebaliknya, jika saat mencari jodoh tidak menemukan unsur agama yang mapan dari pasangan Anda, maka jangan nekat melanjutkan. Bukankah kadang hal yang menurut Anda baik, bisa jadi malah ia meruapakan hal terburuk bagi Anda? Juga sebaliknya, hal buruk kadang malah faktanya menjadi yang terbaik di kemudian hari! (QS al-Baqarah [2]: 216).

Rasulullah pernah bersabda:
اختاروا لنطفكم المواضع الصالحة
“Pilihlah bagi segumpal darah kalian (beristri) tempat yang baik (shalihah).” (HR Imam ad-Daraquthni).

Maksudnya, dalam memilih mencari dan menentukan jodoh, Anda harus ekstra hati-hati. Sebab, salah dalam memilih jodoh, bisa menyebabkan penyesalan berkepanjangan. Di samping itu, Anda juga jangan terlalu berpikiran idealis. Contohlah Rasulullah dalam memilih pasangan. Beliau lebih memprioritaskan pengetahuan agama dan ketinggian akhlak yang baik ketimbang aspek lain. Jika sudah demikian, kebahagiaan akan mewarnai kehidupan Anda selamanya. Insya Allah.

Terakhir, terima kasih karena telah sudi membaca artikel Ngintip Cara Siti Khadijah Mencari Jodoh ini. Jika dirasa bermanfaat, mohon keikhlasannya untuk ikut mengbarkan cara di artikel ini kepada teman-teman yang lain, baik dengan lisan, maupun dengan menge-share-nya.